Another Cheesy Thing

Tulisan ini mengandung konten yang cheesy

Baiklah, untuk tulisan kali ini saya ingin membahas tentang hal yang mungkin menjadi cukup sensitive untuk setiap orang namun selalu menarik untuk dibicarakan. Let’s talk about love! Heheheuuu

Tulisan kali ini saya kerucutkan mengenai cinta: hubungan dengan pasangan. Uhuy! Menarik bukan?

Setiap manusia sepertinya telah memiliki garis takdir percintaanya. Dan sepertinya hal tersebut merupakan proses yang cukup kompleks. Saya pernah menyimak di salah satu Vlog Raditya Dika dan Boy William. Konon katanya, dalam hidup kita akan mengalami tiga fase dalam jatuh cinta. Saya berusaha menjabarkan kembali sesuai opini saya.

Fase pertama biasanya kita kenal sebagai “cinta monyet”. Mungkin perasaan ini adalah tahap awal kita mengenal cinta. Kita mengenalkan hati kita untuk belajar mencintai orang lain untuk menjadi pasangan kita. Dalam tahap ini mungkin kebanyakan tertarik karena “appereance”. Tahap awal ini terjadi saat kita mengalami masa pubertas. Selanjutnya kita akan mengalami “fase obsesi”. Terdengar cukup ekstrim memang, namun begitu lah adanya. Masa ini adalah di mana kita jatuh cinta pada seseorang dan ada sebuah perasaan di mana kita merasa “harus” memilikinya, terus mengejarnya, memberikan seluruh perhatian untuknya, dan “membenarkan” apapun yang dia lakukan. Sampai akhirnya pada satu titik kita sadar, bahwa itu semua bukanlah cinta. Dan tahapan yang terakhir, bisa disebut sebagai soulmate. Start feeling cheesy enough? Hmm, c’mon.. Talking about love will turn you to be a cheesy one hahaha

Baiklah, tahap yang ketiga adalah soulmate. Kita merasakan sebuah kecocokan, mungkin layaknya lagunya Ussy Susilowati ya, “Klik”. Kita merasakan adanya bonding yang kuat. Meskipun pada kenyataannya pasangan kita tersebut tidak sesuai dengan kriteria kita, namun akan menjadi sebuah pengecualian untuknya. Kita hanya merasa jatuh cinta pada dia, seakan tanpa alasan lalu semua energi itu membaur.

Tuhan memang telah menggariskan dan menakdirkan jodoh kita. Jodoh, maut, rezeki adalah tiga hal mutlak yang telah ditetapkanNya.

Pernah saya mendengar sebuah kisah bahwa jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia. Jauh sebelum kita menjadi bentuk manusia seperti sekarang, jauh saat kita masih merupakan jiwa yang bebas, kita telah bertemu dengan pasangan jiwa kita (soul-mate). Itulah mungkin kenapa ketika kita bertemu dengan jodoh kita di dunia ini, kita merasa sudah tidak asing dengannya. Seakan dia adalah bagian dari jiwa yang hilang, dan sekarang kita menemukannya.

Ya, another theory of soul mate.

Tapi dalam keadaan real, hal tersebut akan menjadi banyak kemungkinan. Sampai akhirnya kita bersama dengan pasangan pilihan kita, sampai akhirnya kita menanggalkan kriteria yang kita inginkan yang mungkin tidak ada di pasangan kita, sampai saat itu lah mungkin kita sudah sampai pada tahap acceptance atau penerimaan.

Kita menyadari bahwa tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Sudah sering Bunda Dorce mengatakan, kesempurnaan hanya milik Tuhan. Pasangan kita tidak sempurna dan begitu pun diri kita. Namun kita tetap memilihnya, dan dia tetap memilih kita untuk dijadikan pasangan hidupnya. Mencinta pada tahap ini mungkin benar-benar dibutuhkan kedewasaan metal, batin serta pikiran. Menerima dan memahami kekurangan maupun kelebihan satu sama lain, tidak bersikap egois untuk mementingkan diri sendiri agar bisa selalu “menang”, no drama and playing victim, dan tentunya adalah membangun sebuah kepercayaan.

Menjalin hubungan dengan pasangan tidak berarti bahwa karena kita telah mengenalnya, maka kita bersedia untuk bersamanya. Mungkin yang perlu digarisbawahi adalah tentang sudah seberapa baik kita mengenal pasangan. Bahkan berdasarkan Johari Window sendiri pun, kita sendiri masih memiliki “daerah gelap” yang kita sendiri tidak mengetahuinya. Itulah kenapa, setiap hari yang kita lalui bersamanya adalah proses untuk saling mengenal satu sama lain. Tentunya tak selamanya proses ini akan selalu indah, selalu dipenuhi tawa dan canda. Proses ini pun akan diwarnai dengan air mata, perasaan sesak, namun kita tetap berjuang dan tidak menyerah. Proses ini juga tidak akan selamanya menarik, akan ada masa di mana kita merasa jenuh, namun kita tidak saling meninggalkan. Memilih untuk menyelesaikan dan menemukan solusi nya dengan kepala dingin, hati yang menghangat, dan hubungan akan semakin erat.

Luka mungkin sudah menjadi bayangan untuk cinta. Namun bagaimana kamu menangani lukamu itu adalah pilihanmu.

Proses yang menyulitkan dalam suatu hubungan mungkin akan membuat luka. Namun dengan luka itu kita belajar untuk tidak saling melukai kembali. Dalam hal ini, menurut saya dibutuhkan kerja sama yang baik dengan pasangan kita. Dari proses yang telah dilewati sebelumnya, tentunya setidaknya kita sudah mengetahui bagaimana memberikan “pertolongan pertama” pada luka itu. Dan hal ini bisa berlaku berbeda untuk setiap pasangan.

Mungkin kita pun pernah merasakan bahwa kita sudah menemukan “the one” kita. Namun nyatanya pupus jua. Kita sudah melalui berbagai proses yang menyenangkan maupun menyulitkan, namun semesta mungkin tidak mengijinkan. Setidaknya kita tidak berdiam diri, kita sudah berjuang memberikan yang terbaik, namun memang bukan dia yang telah digariskan untuk kita.

And that’s just another love story yang telah menjadi masa lalu.

Cinta telah memberikan kesempatan untuk belajar. Memberikan kesempatan untuk menjadi diri kita yang lebih baik, dan memberikan kesempatan untuk kita memberikan kepercayaan kepada pasangan kita.

Hubungan adalah sebuah perjalanan. Dalam perjalanannya tidak mungkin semuanya akan mulus, tidak mungkin apabila tidak berkelok. Namun tentu saja, selama kita masih berjalan dan bergandengan bersama untuk satu tujuan, semua pasti akan terlewati. Sesusah apapun nanti, setidaknya masih ada jalan.

Dalam tulisan saya tidak pernah bermaksud menjadi yang paling benar. Tulisan ini hanyalah sedikit pendaran dari kisah saya sendiri. Hanya kumpulan opini-opini yang saya kumpulkan, lalu coba saya ceritakan.

Kepada hati yang telah berlabuh, semoga tepatlah tempatnya bersauh.

Kepada hati yang masih berlayar, semoga lekas mercusuar memberikan sinyalnya.

 

Surabaya, 29 Juli 2018

With love, 

 

SD

 

Answer

There’s a story about a woman.

She told me that she’s falling in love with a man

She keeps telling me about him,

Every day, every night, everytime

Everything about him

She is really falling for him

For his imperfections, his perfections

She is really into him

But today, she suddenly asked me something weird,

“Is he just joking around with me?”

 

There’s a story about a man.

He told me that he’s falling in love with a woman

He keeps telling me about her,

Every day, every night, everytime

Everything about her

He is really falling for her

For her imperfections, her perfections

He is really into her

But today, he suddenly asked me something weird,

“Is she just joking around with me?”

 

There’s a story about a man and a woman.

They told me that they are falling in love with each other

The man keeps telling me about the woman,

The woman keeps telling me about the man,

Every day, every night, everytime

Everything about them

They are really falling for each other

For the imperfections and perfections

They are really into each other

But today, they suddenly asked me something weird,

I just smile when I heard their question,

I keep smiling without giving any answer

Because I don’t know how to answer

Since my question hasn’t answered yet.

Ojol for Lyfe

Nah, kesempatan kali ini saya ingin bercerita tentang daily life saya sebagai seorang wanita yang tidak bisa berkendara baik motor, mobil, maupun sepeda. Yak, mohon pengertiannya dan jangan dihujat yha netijen. Tentunya ada cerita dibalik semua itu, perihal pro dan kontra “kenapa nggak belajar?”, “kenapa  nggak dicoba dulu?”, “kenapa nggak minta diajarin?”, dkk nya, dimohon pengertiannya sekali lagi, mohon jangan dihujat dengan berbagai pertanyaan. Apalagi pertanyaan soal coba-coba. Skip.

Sebagai seorang wanita yang bekerja dan tidak bisa berkendara, saya cukup menggantungkan hidup saya kepada layanan ojek online. Apaagi sekarang ketika jarak kantor dan juga kosan sudah tidak memungkinkan untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Hmm, sebenarnya sih memungkinkan, tapi ya lumayan bikin kaki gempor juga sih kayaknya hehehe

Dari semenjak merantau, saya selalu memilih lokasi tempat tinggal yang dekat dengan kampus (jaman kuliah) atau pun kalo sekarang ya dengan kantor. Alasannya ya pasti agar bisa ditempuh dengan jalan kaki, apa-apa gampang dan hemat ongkos tentunya hehe.

Terus kalau mau pergi kemana-mana gimana dong?

Gampang.

Dulu sih jaman kuliah saya termasuk dalam golongan nebengers hahahaha, atau kalau nggak ya naik transportasi umum, kalau ada niat pasti ada jalan lah hehe

Nah, tapi semuanya berubah sejak kerja dan merantau ke Surabaya. Kalau menurut saya, akses transportasi umum di Surabaya masih cukup susah, tidak semudah di Yogyakarta, ataupun Jakarta. Hal tersebut menjadikan salah satu alasan saya untuk mencari lokasi tempat tinggal yang dekat dengan kantor dan dapat ditempuh dengan jalan kaki. Ya, hal tersebut terjadi ketika kantor saya belum pindah gedung.

Ketika diinfokan bahwa gedung kantor akan berpindah ke Jalan Tunjungan, sebenarnya ada perasaan campur aduk yha. Ya excited aja bisa dapat suasana baru, tapi sedih juga karena kantornya jadi misah-misah, daaaannnn… lokasi yang jauh dari kosan ku yang sekarang.

Sempat kepikiran mau pindah kosan yang dekat dengan kantor baru dengan harapan nggak usah keluar ongkos transport, sudah berusaha untuk mencari tapi belum nemu yang pas juga sampai sekarang. Karena hal itu juga, sekarang saya jadi semakin menggantungkan hidup kepada OJEK ONLINE!!!

Bersyukur banget sih sebenarnya bisa hidup di era yang apa-apa dipermudah secara digital gini. Bahkan ojek pun bisa di-online-kan. Yap, tanpa menyebut brand dari ojek online yang biasa saya gunakan, jujur saya merasa terbantu dengan kehadiran mereka. Sangat membantu dan mempermudah bagi orang-orang macam saya yang nggak bisa berkendara sendiri ini :’)

Dengan hadirnya ojek online dan kemudahannya dalam bertransaksi ini saya jadi lebih mudah pun lebih cepat untuk menjangkau tujuan saya. Kemanapun dan darimanapun selama “pasukan jaket hijau” ini sudah “menduduki” suatu daerah, it’s relief :’)

Mungkin memang tetap ada beberapa “peraturan lokal” yang mungkin sudah disepakati dengan para ojek konvensional di daerah itu yang kadang membuat saya harus berjalan atau pindah tempat dari lokasi penjemputan yang seharusnya, tapi itu bukan masalah untuk saya, yang penting kamu ada lah, mas :’) (sengaja digeneralisasikan karena emang biasanya lebih sering di pickup sama mas-mas dan di cancel mbak-mbak)

Selain mempermudah akses saya, ojek online ini juga sangat membantu dengan tambahan layanannya yaitu food delivery. Saya merasakan kemudahannya di segala situasi dan kondisi, apalagi saat sakit kemarin, that ojol safe my life, for sureeee

Saya sempat sedih ketika mendengar rumor-rumor tentang ojek online yang dilarang beroperasi. Sungguh ojek online ini memberikan kemudahan bagi banyak pihak dengan segala layanannya. Terlebih untuk orang-orang seperti saya, ataupun orang-orang dengan berbagai kondisi dan kebutuhannya di luar sana. Kehadiran ojek online mungkin pernah dianggap sebagai “pengganggu”, namun mungkin hal tersebut disebabkan oleh budaya “kaget” bangsa kita. Mungkin juga karena pendekatan dari masuknya ojek online ini juga kurang smooth, atau mungkin macam orang ketiga yang tiba-tiba muncul. NAHLOO! Amit-amit sih ya!

Terlepas dari pro dan kontra dulu, namun sekarang kita semua sudah bisa menikmati segala kemudahan dengan adanya ojek online ini. Toh untuk ojek konvensional pun saya rasa mereka tetap memiliki market nya sendiri. Saya juga memperhatikan sepertinya sekarang ojek online dan ojek konvensional pun sudah mulai harmonis, rejeki udah ada yang ngatur kok 🙂

Kalau lagi naik ojek online, saya paling suka nanya-nanya sama si driver nya. Tapi saya liat situasi juga sih, kalau drivernya kooperatif dan tiktok nya enak, saya lanjut. Tapi kalau enggak ya, sekedarnya aja hehe

Cerita-cerita mereka sangat menarik untuk saya. Biasanya mereka akan cerita mengenai suka duka menjadi driver ojek online, ada juga yang bercerita tentang keluarganya, tentang kesehariannya selain jadi driver ojek online, bahkan tentang kehidupan cintanya wkwk

Hal-hal itu menjadi bagian yang paling menarik ketika saya menggunakan jasa mereka. Ada pun bagian yang membuat saya jadi lebih bersyukur tentunya.

Sebenarnya masih banyak yang mau saya ceritakan, mungkin di tulisan selanjutnya kali ya? Ini mungkin kebanyakan baru “suka” nya karena ada ojek online ini, belum tentang “duka” nya. Tentunya sebagai penganut ojol for lyfe, saya juga pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakan. Tapi alhamdullillah nggak pernah ada yang aneh-aneh dan ekstrim. Na’udzubillahi mindzalik..

Sekian cerita tentang sang penganut ojol for lyfe, pinginnya sih dibahas lebih dalem lagi. Tapi kalau terlalu dalem ntar baper 😦 ehehehehehehe

Because sharing is loving!

Surabaya, 22 Juli 2018

With love,

SD

Mama

Baiklah… Kali ini saya ingin membahas tentang seseorang yang sangat berarti untuk saya, yang bahkan rela mempertaruhkan nyawanya untuk saya, dan ternyata masih harus berkorban serta berjuang banyak untuk saya setelah itu 🙂 Beliau adalah mama.

Saya menceritakan tentang mama, pure karena saya ingin berbagi dan juga terinsipirasi dari cerita buibu sebelumnya. Sebuah cerita tentang perjuangan untuk buah hatinya.

Menceritakan mama dan perjuangannya mungkin tidak cukup hanya dituliskan dalam potongan-potongan paragraf ini. Sejak papa “meninggalkan” kami pada tahun 1998, sejak saat itu pula perjuangan mama membesarkan saya dan kakak saya sendirian. Ya, sendirian sampai sekarang.

Mungkin saat itu saya tidak mengerti apa yang terjadi, dibandingkan kakak saya yang saat itu sudah SMA ya dia pasti sudah mengerti banyak. Namun yang saya tahu, sejak saat itu mama saya benar-benar berjuang untuk mencukupi kebutuhan kami berdua. Berbekal keahliannya di bidang kecantikan dan rias pengantin, mama terus berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk kami.

Saya tidak mengerti entah kekuatan super apa yang telah Tuhan berikan untuk mama sehingga mampu melewati setiap ujianNya. Pasang surut keadaan kami, namun semangat mama tidak pernah berkurang sedikit pun.

Saya masih ingat, saking bandelnya saya waktu kecil, tiap mama saya marah, pasti beliau akan menakuti-nakuti saya untuk dibawa ke panti asuhan, nangislah saya pasti ketika mama saya mengatakan hal itu karena takut dan nggak mau. Dan hal itu memang tidak pernah terjadi. Sekarang saat saya mengenang hal itu ya jadi ketawa sendiri tapi juga sadar, mungkin saya kelewat bandel sampe bikin mama saya gemas ke saya. Mungkin dulu saya nggak tahu bagaimana “kondisi” mama saya.. Poor me..

Well, mama saya ini memang serba bisa. Beda lah kayak saya wkwkwk

Selain keahliannya di bidang kecantikan dan tata rias, mama juga ahli dalam hal makanan, menjahit, merangkai bunga, sehingga mama selalu ada ide untuk mendapatkan tambahan penghasilan demi mencukupi kebutuhan saya dan kakak saya.

Saya ingat lagi, dulu jaman SD saya sering dititipin untuk bawa makanan ke sekolah. Hasilnya lumayan, soalnya ujung-ujungnya itu jadi uang jajan saya hahahahaha

Saya nggak pernah mendengar mama mengeluh capek dan segala macamnya, ya lagi-lagi beda sama saya wkwkwk

Meskipun mama sakit terkadang mama nggak pernah bilang, tetap beraktivitas seperti biasa. Sampai kalau misalnya memang udah nggak memungkinkan ya barulah beliau terpaksa bed-rest.

Mama.. saya nggak ngerti lagi apa yang harus saya tuliskan tentang beliau. Mama selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan dan keinginan saya mungkin supaya saya nggak minder juga dengan teman-teman yang lain. Meskipun terkadang juga nggak semua keinginan bisa terpenuhi, namun saya tahu betap sebenarnya mam saya ingin sekali memenuhi keinginan saya.

Seiring bertambahnya usia saya, saya tentunya juga semakin sadar betapa besar pengorbanan mama untuk saya. Saya mulai memahami dan mencerna setiap kejadian yang dulunya tidak saya pahami sama sekali. Seiring hal itu juga saya memahami bahwa perjuangan mama saya bukan hanya sekedar perjuangan fisik semata namun juga perjuangan batin yang luar biasa hebatnya.

Jujur, saya nggak pernah tahu apa yang beliau rasakan selama ini. Beliau nggak pernah menuntut macam-macam ke saya, ya kecuali saya nurut sama beliau. Beliau nggak pernah minta A, B, C. Dan karena hal itulah saya malah jadi bingung.

Di umur saya yang sekarang, beliau pun pastinya juga makin sepuh. Saya nggak tahu, apakah saya sudah pernah membuat beliau bahagia? Apakah saya sudah menjadi seperti apa yang beliau inginkan? Apakah yang sudah saya berikan untuk beliau?

Perjuangan beliau memang tidak bisa diukur dengan satuan ataupun patokan apapun. Perjuangan seorang Ibu menurut saya adalah perjuangan yang suci.

Mama memperjuangkan saya sendirian, mengorbankan setiap waktu, dan berbagai hal yang seharusnya beliau bisa milliki dan nikmati, melewati semua pasang surut kehidupan sendirian.

Saya tahu betul, mama tidak ingin melihat saya kecewa, mama tidak ingin saya merasakan apa yang beliau rasakan. Mama selalu ingin yang terbaik untuk saya. Mama mungkin benar-benar malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk saya. Karena tanpa beliau, saya mungkin tidak akan pernah ada di dunia ini, saya mungkin tidak akan pernah menuliskan tentang hal ini.

Mama merupakan salah satu sumber kekuatan saya ketika saya sedang lemah. Mengingat apa yang telah beliau perjuangkan selama ini menjadi cambukan untuk saya agar saya tidak mudah menyerah, karena sekarang mungkin adalah masa untuk saya berjuang untuk mama saya.

Saya sadar, saya masih jauh dari sempurna untuk mendapatkan predikat sebagai anak yang berbakti. Kadang saya masih tetap saja bandel hahahahaha *ini udah bawaan dari bayi kayaknya*

Saya sadar bahwa masih banyak hal-hal yang belum saya ketahui tentang perjuangan mama untuk saya yang mungkin sengaja tidak beliau ceritakan. Selama ini beliau sudah memberikan dan melakukan yang terbaik. Membuat saya tetap merasa “lengkap” tanpa merasa kekurangan kasih sayang sedikitpun.

Saya selalu berdoa, agar mama senantiasa diberikan penjagaan, pertolongan, dan keselamatan oleh Allah. Mama senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, kebahagiaan, umur panjang, dan kelancaran rezeki.

Semoga Allah senantiasa meridhoi doa saya untuk mama dan merestui cita-cita saya untuk mama.

Well, writing about her is not an easy one. Too much cry, too much tissue, but it’ll never be too much to tell you about my wonderful mom.

Sepenggal kisah, sepenggal tulisan, yang bikin saya sadar juga malam ini.

In case, one day you read this mom. I have loved you before I met you. My sincere, I thankyou for everything you have gave me. I thank to Allah for sending me a strong and beautiful angel like you for me.

Nonik sayang mama.

With love,

 

Your lovely daughter

A Grateful Project

Berawal dari sebuah percakapan dengan seorang kawan lama yang sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri, saya berpikir untuk membuat sebuah “self-project”. Jujur saya terinspirasi dengan ceritanya dan tertarik dengan apa yang pernah dia lakukan semasa kuliahnya dulu. Menurut saya, self-project yang pernah dilakukannya dulu sangat bagus untuk dijadikan sebuah kebiasaan sekaligus menjadi reminder untuk diri kita sendiri setiap harinya.

Supaya kelihatan lebih asik, saya menamakan self-project ini dengan nama “A Grateful Project”. Yap.

Jadi, gimana sih sebenarnya project ini?

Simple. Jadi, setiap hari nya saya akan menuliskan hal-hal apa saja yang membuat saya bahagia di hari tersebut. At least kalau memang tidak sempat menuliskannya di ujung hari, kita bisa mereview hal-hal tersebut sebelum tidur. Meluangkan waktu 5 menit untuk mengingat-ingat hal-hal apa yang membuat kita bahagia hari ini.

Menurut saya hal tersebut dapat membangkitkan energi positif yang ada di diri kita. Ya, because we all know that sometimes life is s*cks. Rite? Jadi, dengan menjalani self-project ini saya berharap hal tersebut dapat mengingatkan saya bahwa meskipun hari ini buruk, ini tidak menandakan hidup yang buruk. Bahkan masih banyak kebahagiaan yang bisa disyukuri di dalamnya.

quotes
Sumber: Google

Bangun tidur, kita dapat membuka mata, sehat, mendapatkan sapaan dari orang terkasih, lalu sarapan enak, sampai di kantor dengan selamat tanpa halangan apapun, meeting dan pekerjaan lancar, serta dikelilingi dengan orang-orang yang baik adalah hal-hal yang bisa membuat kita bahagia dan bersyukur setiap hari nya. Bahkan masih banyak kebahagiaan lain yang belum tentu dirasakan oleh orang lain namun kita merasakannya.

Sekecil apapun perubahan baik yang ada di dalam diri kita, namun apabila kita menjadikannya suatu kebiasaan pasti akan membuat kita menjadi lebih baik lagi. Hal itu yang menjadi semangat saya dalam melakukan self-project ini.

Tidak ada batasan khusus dalam saya melakukan self-project ini. Self-project ini mungkin juga bisa disebut happy-project atau fun-project atau apapun itulah wkwkwk

Yang lebih penting mungkin hal tersebut bisa membantu saya untuk tetap mengakhiri hari dengan sebuah senyuman dan ucapan syukur atas semua hal yang telah terjadi hari itu.

Semacam tantangan untuk diri sendiri dalam melakukan self-project ini, harap maklum kadang saya anaknya suka lupa-lupa gitu a.k.a pura-pura lupa a.k.a males yaudah lah hahahaha

Jadi ya semoga saja ini bisa menjadi sebuah kebiasaan baik baru ya buat saya.

Anw, saya sudah melakukan A Grateful Project ini sejak hari Senin kemarin. Saya akui mungkin minggu ini masih belum konsisten dalam melakukannya, tapi mari kita coba untuk lebih baik lagi di minggu-minggu berikutnya. Semoga dapat membawa dampak positif ya.

Adakah yang mungkin tertarik juga melakukannya? Sharing yuk!

 

Surabaya, 15 Juli 2018

With love,

 

SD

The Four Agreements for Your Life

Well, jadi untuk tulisan kali ini saya terinspirasi dari sebuah thread K*skus yang menurut saya topiknya sangat menarik. Thread nya sendiri juga sudah cukup lama, but I think it’s not a crime to tell you about this even it’s too late. Oh, wait.. It’s better late than never. Rite? *tsaahh

Untuk saya pribadi, tulisan tersebut merupakan salah satu healing treatment yang baik. Selain itu, bisa juga dijadikan sebagai kajian untuk introspeksi diri sendiri. So, here is it. Saya ringkaskan poin-poin dari thread warbiasya itu.

Thread itu sendiri sebenarnya membahas tentang sebuah buku karya Don Miguel Ruiz yang berjudul “The Four Agreements”. Tujuan dari penulisan buku tersebut sebenarnya adalah sebuah upaya untuk mendapatkan kebebasan maupun kedamaian  yang sebenarnya dalam diri kita sendiri.

Terdapat empat poin penting yang menjadi inti dari buku tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Be Impeccable with Your Words

Speak with integrity. Say only what you mean. Avoid using the word to speak against yourself or to gossip about others. Use the power of your word in the direction of truth and love.

Yap, jadi memang benar pepatah yang mengatakan kalau lidahmu itu lebih tajam dari pedang. Dalam berbicara kita memang harus berhati-hati karena perkataan kita bukan hanya bisa menyakiti orang lain melainkan juga diri sendiri. Sebisa mungkin jangan membuat kata yang keluar dari mulut kita menjadi “sia-sia”.

b. Don’t Take Anything Personally

Nothing others do is because of you. What other say and do is a projection of their own reality, they own dream. When you are immune to opinions and action of other, you won’t be the victim of needless suffering.

What’s other say is not define who you are but who they are. Kalau kalimat itu dijadikan topik skripsi, mungkin poin nomor 2 ini bisa dijadikan landasan teori.  Terkadang kita masih egois terhadap diri sendiri karena terkadang kita masih berpikir bahwa apa yang orang lain katakan itu selalu relate dengan diri kita, padahal belum tentu.

c. Don’t Make Assumptions

Find the courage to ask question and express what you really want, communicate with other as clearly as you can do to avoid misunderstanding, sadness, and drama. With just one agreement, you can completely transform your life.

Inti yang paling jelas dari poin ini adalah jangan membuat asumsi, karena asumsi itu bisa jadi racun yang paling berbahaya untuk diri kita. Asumsi yang kita buat mungkin saja bisa menenggelamkan diri kita sendiri dalam ketidakpastian dan mungkin saja bisa membawa negative vibes dalam keseharian kita.

d. Always Do Your Best

Your best is going to change from moment to moment, it will be different when you are healthy as opposed to sick. Under any circumstance, simply do your best, and you will avoid self-judgment, self-abuse, and regret.

Selalu berikan yang terbaik dalam setiap situasi yang sedang kamu alami saat ini. Memberikan yang terbaik juga berarti terlalu memaksakan diri. Menikmati dan mencintai apa yang kita lakukan tentunya juga bisa membuat kita akan selalu memberikan yang terbaik.

Menurut saya, keempat poin tersebut memang berhubungan satu sama lain. Keempat hal tersebut seolah mendukung satu sama lain agar bisa mendapatkan kualitas diri yang maksimal. Pada saat membaca thread ini untuk pertama kalinya, ketika membaca poin ke dua dan ke tiga seolah saya mendapatkan pencerahan yang selama ini saya cari huhuhuhu *terharu*

Karena kalau orang jawa bilang, saya ini anaknya cilik aten. Kadang apa-apa dikit suka dimasukkin hati a.k.a baperan. Terus saya juga suka tenggelam dengan asumsi-asumsi yang saya percayai itu benar padahal belum tentu demikian. Nah, berbekal membaca thread tersebut saya jadi introspeksi diri dan berusaha untuk mengurangi hal-hal tersebut serta berusaha hidup lebih positif. Yeay~~

Jujur saja menerapkan the four agreements tersebut memang tidak mudah. Dalam melakukannya harus bertahap dan juga konsisten dibarengi dengan niat dan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih positif serta menginspirasi orang lain.

Ketika saya sedang “melemah” saya biasanya akan membaca ulang thread tersebut atau membaca buku(e-book)nya Om Don Miguel Ruiz. Macam jadi reminder gitu lah ya buat diri sendiri.

Saya rasa thread dan buku sebagus ini harus diketahui oleh banyak orang dengan harapan kedepannya kita bisa membaik bersama dan menemukan versi terbaik dari diri kita.

Nah, jadi untuk teman-teman yang mungkin mau berkunjung langsung ke thread nya bisa klik di sini ya. Kalau yang berminat e-book nya saya juga bersedia berbagi, bisa langsung hubungi saya 😉

Because sharing is caring. Caring is loving.

Mungkin ini dulu yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat!

Spread love and positive vibes!

Surabaya, 5 Juli 2018

With love,

 

SD

Nol detak jantungnya: Tidak ada lagi harapan

Aku menikamnya, hingga nol detak jantungnya

Tak kurasakan lagi detaknya

Detaknya yang pernah meledak-ledak

 

Aku menikamnya, hingga tidak ada lagi harapan bersemayam di raganya

Harapannya ikut hilang

Bersama detaknya

 

Kini yang aku lihat hanyalah garis horizontal yang terus mengular lurus

Yang aku dengar hanyalah suara yang memekakan telinga

Sudah tidak ada lagi detak, sudah tidak ada lagi harapan

 

Yang berdetak kini menjadi pernah berdetak

Yang pernah hidup kini disebut mati